Kamis, 28 November 2013

Mashuri, Untung Ratusan Juta Dari Ikan Koi

Ekspor Ikan Koi


Kota Blitar selama ini juga dikenal sebagai sentra budidaya ikan koi. Lihat saja, bila anda memasuki Kota Blitar, di sudut jalan Kota Blitar terdapat patung ikan koi, sebagai penanda kalau Kota Blitar adalah sentra Ikan Koi.
Boleh dibilang sebagian penduduk Kota Blitar menjadi peternak dan budidaya ikan koi, terutama mereka yang tinggal di dua kecamatan, yaitu Tambakboyo dan Kecamatan Kota Blitar. Seperti di Dusun Brisi Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Blitar, separuh warganya menjalani profesi budi daya koi di samping menjalani aktivitas keseharian seperti petani dan membuat batu bata.
Di Kecamatan Tambakboyo terdapat 100 anggota Club Budidaya Ikan Koi. Adalah Mashuri (69), orang yang pertama kali yang memperkenalkan budi daya ikan koi kepada warga Tambakboyo. Kegiatan budidaya berawal dari kegemarannya terhadap jenis ikan koi yang bisa menghasilkan untung besar.
“Saya memulai budi daya ikan koi tahun 1982.Waktu itu saya pergi ke Sukabumi, Jawa Barat. Di sana terdapat 27 hektar lahan untuk budi daya ikan koi. Dari situlah saya punya ide untuk melakukan budidaya ikan koi di Blitar,” kata Mashuri.
Potensi Desa Tambakboyo Blitar sebagai sentra budidaya ikan koi sangat besar lantaran terdapat sumber air yang mengaliri kali-kali kecil di sekitar rumah penduduk dan sawah penduduk. Bahkan sumber air tersebut tidak pernah mati meski musim kemarau. Potensi tersebut menjadi modal untuk budidaya ikan koi bagi masyarakat dengan tujuan menambah pendapatan keluarga dan meningkatkan ekonomi masyarakat.Mula-mula dibangun kolam 1/5 hektar untuk budidaya ikan koi, dengan 2 ekor induk.
“Hasil budidaya ikan koi di Blitar sangat bagus dan tidak kalah dengan ikan koi dari Jepang. Bahkan permintaan untuk ikan koi dari luar daerah seperti Jakarta, Kalimantan dan Medan cukup tinggi. Bahkan para pembeli sering datang sendiri ke Blitar,” tambah Mashuri.
Untung Ratusan Juta
Dikatakan Mashuri, tujuan budidaya ikan oleh warga binaannya yaitu untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran. Dengan budidaya ikan koi warga tidak lagi bekerja ke luar negeri menjadi TKI/TKW. Alasannya keuntungan dari budidaya ikan koi sangat menjanjikan dan melebihi gaji seorang karyawan atau buruh pabrik. Setiap ikan koi yang ukuran 30-70 cm dijual dengan harga Rp 1 juta. Bahkan harga ikan koi paling murah Rp 300 ribu untuk ukuran sedang, sementara untuk ukuran kecil Rp 10-50 ribu per ekor.
“Istilah kami tidak ada ikan koi yang percuma, semua bibit ikan koi bernilai rupiah,” akunya. Selain keuntungan dari jual beli, para petani ikan koi juga mendapatkan keuntungan dari ajang kontes ikan koi.Di ajang kontes itu, para petani sering mendapatkan hadiah dan juga pengalaman dalam hal budidaya ikan koi.
Kontes dilakukan untuk promosi ikan koi kepada masyarakat, terutama jenis dan pola warna ikan koi. Selama ini jenis koi yang paling digemari oleh mayarakat,terutama wisatawan asing, adalah jenis kakau, merah putih,sintai,sowa. Ikan koi Blitar tidak kalah bersaing dengan ikan koi dari Jepang, pasalnya jenis ikan koi Blitar memiliki kelebihan warna dan panjang.
“Di Jepang budidaya ikan koi sudah maju dan jarang terkena virus.Sementara di Indonesia mudah sekali terkena virus karena rendahnya pengawasan dan pemeliharan. Juga debit air ikan koi sering menjadi masalah, sehingga virus mudah masuk,” terang pria yang menekuni budidaya ikan koi sejak tahun 1982 ini.
Ke depan Mashuri berharap pemerintah memberikan pembinaan kepada petani ikan terutama soal virus ikan koi. Dengan pembinaan dari pemerintah, para petani ikan koi bisa mendapatkan tambahan wawasan soal budidaya ikan koi. Karena tugas pemerintah adalah membina para petani ikan dan penyuluhan soal pentingnya budidaya ikan.
“Saya ingin masyarakat menekuni budidaya ikan koi. Dengan cara itu mereka bisa menjadi pengusaha dan enterprenur, sehingga tidak bergantung lagi untuk mencari pekerjaan di luar kota atau luar negeri. Karena dengan enterprenur mereka bisa sukses,” terang pria berkacamata ini dengan semangat.
Kendala di lapangan selama ini, kata Mashuri, kurangnya minat dari masyarakat untuk budidaya ikan. Faktor penyebabnya adalah rendahnya pendidikan dan minimnya semangat masyarakat untuk menjadikan diri sebagai wirausaha budidaya ikan koi. (Sumber : Bapemas Jatim)

Teknik Budidaya

2. Teknik Budidaya 2.1 Kualitas Air Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung perkembangan koi secara optimum adalah sebagai berikut: v suhu air berkisar 24-26oC, v pH 7,2-7,4 (agak basa), v oksigen minimal 3-5 ppm, v CO2 max 10 ppm, v nitrit max 0,2. Air yang digunakan harus terdeklorinisasi atau sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air yang digunakan untuk pemijahan dan penetasan telur sebaiknya memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak pemijahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan (fluktuasi) kurang dari 5oC. 2.2. Pakan Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan omnivora (pemakan segala). Meski demikian ia biasa makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun, atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan bahan hewani (seperti; tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi,kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan. Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan tertentu seperti wortel mengandung zat karotin; sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau mengandung rutin; spirulina, kepiting, udang mengandung astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan koi. Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor) karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat memakan phitoplankton dalam kolam. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan (bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 % per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan dan media air pemeliharaannya. Menurut pengalaman dan penelitian bertahun – tahun, ditemukanlan bahan – bahan aktif yang dapat ditambahkan untuk membuat warna koi lebih cemerlang. Koi yang dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas warna yang lebih cemerlang dibandingkan dengan yang dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan loi tersebut banyak menyantap ganggang yang memang tumbuh di Lumpur. Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan lebih cemerlang beri makan “krill”, paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah dicampurkan dengan pellet atau roti. 2.3. Pembenihan Kolam pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempurna. Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain. Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam bulat, diameternya antara 1,5-2 m. Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai. Bagi yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen bisa dihilangkan. Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli koi berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk. Secara alami, carp memijah pada musim semi dan menjadi matang gonad dengan menaikkan suhu air. Induk jantan dan betina ditempatkan dalam wadah terpisah (untuk menghindari bertelur yang tidak diinginkan) dan tidak diberi pakan selama beberapa hari. Koi dapat memijah secara alami dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang disuntikkan pada tubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland (PG, nama dagang ovaprim) dengan dosis 0,2 mg/kg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan. Sistem pemijahan tanpa pengurutan/stripping ini disebut pemijahan semi alami yang lebih aman karena tanpa melukai ikan. Bila ikan sulit melakukan pemijahan alami sehingga perlu bantuan proses pembuahan buatan, maka dilakukan pengurutan telur dan sperma (stripping) yang merupakan pilihan terakhir. Induk betina dalam sekali pemijahan dapat menghasilkan 75.000 telur/kg berat badan. Perbandingan jumlah induk dalam proses pemijahan adalah 2 betina dan 1 jantan. Biasanya telur yang dikelurkan oleh induk betina menempel pada substrat (injuk) yang segera dibuahi oleh sperma jantan. Setelah telur dibuahi sebaiknya dipisahkan dari induk, dengan memindahkan induk dari wadah pemijahan atau sebaliknya telur yang diangkat dan dipindahkan kedalam wadah penetasan. 2.4. Pendederan Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva yang baru menetas belum memerlukan pakan selama 3-4 hari, karena masih mempunyai kantong kuning telur. Menjelang kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat diberikan pakan buatan berupa butiran kering(pellet). Dalam 5 hari sesudahnya 1 juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva/liter. Untuk menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80%. Ikan yang seberat 10 mg dapat dijual seharga US$ 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. Larva yang berbobot 0,25 g diberikan pakan buatan (butiran) kering dan dapat didederkan ke kolam hingga ukuran fingerling (2 gram). Pendederan terbagi atas 2 tahap yaitu pendederan I selama 2 bulan pemeliharaan hingga larva mencapai ukuran fingerling (2-3 cm). Pendederan II dilakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan dilakukan seleksi dan penjarangan (mengurangi kepadatan). Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik. Waktu yang diperlukan dari telur hingga mencapai ukuran fingerling (2 gram) adalah 6-8 minggu dengan nilai sintasan (SR) 55%. Sedangkan untuk mencapai ukuran 5-8 cm diperlukan waktu 4 bulan. Kualitas ikan koi (pola dan warna) bergantung dari tetuanya. Dari hasil seleksi ukuran fingerling, yang afkir mencapai 25-50%. Dari 1 juta telur dapat dihasilkan 225.000-338.000 ekor fingerling berkualitas baik (22–33 %). 2.5. Pewarnaan Kualitas koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis koi dan kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar warna menunjukkan kualitas yang baik. Genotip menentukan jumlah dan jenis sel pigmen serta kromatofora. Kromatofora menghasilkan warna juga dipengaruhi otak ikan. Ikan pada wadah gelap cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah bila ikan mengalami tekanan (stres). Biasanya ikan yang tumbuh lambat mempunyai warna yang lebih baik daripada ikan yang tumbuh cepat karena pigmen bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Seumur hidupnya, ikan koi dapat menyimpan dan menggunakan pigmen. Koi muda yang berwarna pucat apabila diberikan pakan berpigmen selama 6 minggu sebelum dipasarkan akan berwarna menarik. Intensitas warna tergantung dari jumlah pigmen dalam kromatofora. Pigmen dapat muncul dengan adanya karotenoid dalam pakan. 2.6. Pra Panen Koi tumbuh sekitar 2 cm per bulan dan pada usia 60 tahun dapat mencapai panjang hingga 1 m. Bila ikan Koi telah mencapai ukuran pasar yaitu 20 cm dapat dipanen dan dilakukan seleksi akhir, dengan memisah-misahkan jenis, ukuran dan pola warna tubuhnya. Dari hasil seleksi ini, Koi yang terpilih dibesarkan di dalam bak atau kolam semen sambil menunggu harga pasar yang baik. Dalam penampungan akhir ini, ikan dapat diperbaiki bentuknya, jika terlalu gemuk dibuat langsing atau yang terlalu kurus dibuat lebih gemuk. Pemeliharaan berikutnya diusahakan tidak terlalu padat, akan lebih baik jika dalam bak dilengkapi aerator sehingga kesegaran air terjamin dan dengan pemberian pakan yang baik dapat meningkatkan kualitas warna tubuh ikan Koi. (budidayanews.blogspot.com)

Tokoh : Budidaya Koi Kolam Terpal

Aris Andrianto (37) menjadi tukang ikan berprestasi dari Kota Blitar. Inovasinya terkait teknologi tepat guna (TTG) yang diterapkan untuk budidaya ikan koi  pada kelompok Mina Kebon Sari mendapat penghargaan tinggi dari Provinsi Jawa Timur. Dia menjadi juara pertama dengan menyisihkan banyak inovator TTG. Dengan juara itu Aris juga berhak atas hadiah Rp 10 juta untuk pembinaan.

Penghargaan ini membawa pengalaman baru bagi Aris. Kolam ikan di rumahnya di Dusun Kebon, Kelurahan Blitar, Kota Blitar, kerap dikunjungi orang yang belajar ikan koi.
Aris berkisah bahwa perjuangannya berbisnis budidaya ikan koi dimulai dari paling bawah. Tetapi, karena disebabkan sesuatu hal, bisnis ini sempat ditinggalkan untuk mengejar ringgit ke Malaysia seperti pemuda kampung lainnya. Dua tahun menjadi tukang las Malaysia, kembali lagi ke Indonesia untuk berdagang. “Tapi juga tidak cocok,” katanya. Gagal menjadi pedagang Aris mencoba menenuni kembali budidaya ikan koi.
Perkenalan Aris dengan ikan koi bermula dia saat bersepeda di kawasan Nglegok, Kabupaten Blitar, 1996. Nglegok banyak menyimpan pedagang ikan hias, jenis ikan koi yang digemari. Aris terkesima dan tertarik melihat ikan-ikan koi di dalam empang.
Ternyata empang itu milik seorang juragan ikan bernama Thungkel, yang merupakan pesohor ikan koi di Nglegok. Esoknya Aris datang lagi ke tepi empang untuk melihat ikan. Hampir setiap hari Aris melakukan itu. Sampai akhirnya dia berkenalan dengan Thungkel. Dalam kesempatan lain, setelah keduanya cukup akrab, Aris dipinjami lahan dan diberi ikan olehnya.
Mendapat kesempatan emas itu Aris kontan menempatkan diri di bawah usaha Thungkel. Tanpa dibayar. Aris membantu apa saja untuk keperluan ikan koi juragan tersebut. Seiring dengan kepercayaan Thungkel, Aris ikut menyeleksi benih ikan-ikan koi yang hendak dibesarkan atau dipasarkan. Sebagai upah kerja kerasnya,dia diberi benih ikan koi. Hingga akhirnya pemberian itu mencapai 1000 ekor. Ini adalah hal yang tak terlupakan dalam hidupnya, sebab ternyata pemberian itu dimaksud kan Thungkel sebagai modal kerja bagi Aris untuk memulai sebuah usaha budidaya ikan.
“Untuk mengawali usaha saya menyewa sawah beberapa petak. Beberapa kali juga berhasil panen dan cukup menguntungkan. Saya serahkan semuanya ke beliau sebab modal semua berasal darinya. Namun ia malah menolak. Bagi Pak Thungkel yang sudah seperti bapak saya itu, usaha ini bukan sebagai saingan dari usaha miliknya. Tapi lebih sebagai partner dalam usaha,” kata pria kelahiran Blitar, 11 Mei 1973, ini.
Ketika pengalamannya budidaya koi ini makin baik, tiba-tiba muncul isu dari kolektor-kolektor koi di Jakarta yang menyebutkan bahwa ikan koi asal Blitar tidak ada yang bagus. Katanya, bagaimana mau bagus wong memeliharanya di sawah. Ini yang membuat ikan koi asal Blitar menjadi gonjang-ganjing harga pasarannya. Terpancing dengan isu itu, diam-diam Aris berburu pengetahuan soal budidaya ikan lebih luas. Budidaya ikan apa saja. Ia blusukan ke berbagai kota dan kampung-kampung yang memiliki sentra ikan terutama yang memiliki inovasi.
Dari pengalamannya berkeliling itu terbetiklah satu ide, kenapa ikan koi tidak dibudidaya saja di kolam terpal seperti umumnya bu-didaya ikan lele di beberapa daerah. Aris menemui banyak kendala,sebab ikan koi menuntut hidup di air yang terus menerus jernih, sementara di terpal air cepat keruh.
Nyaris saja ide dibuang, dan beralih ke kolam permanen yang terbuat dari semen cor seperti laiknya kolam-kolam standar untuk memelihara ikan koi. Tapi Aris terbentur modal, di mana membangun kolam cor yang untuk perseribu benih ikan koi paling tidak membutuhkan modal tak kurang dari Rp 50 juta.
Setelah memutar otak dan serangkaian percobaan, ide kolam terpal itu tak jadi dibuang. Kolam ikan terpal tetap diterapkan dengan tambahan filter-filter air yang ia ciptakan dengan sedikit meniru teknik tetangganya yang sedang membuat tandon air. Cara mengerjakan tandon air yang sederhana itulah yang ia tiru. Bahwa tandon air itu dibangun dengan teknik knock down alias bongkar pasang. Dalam hati ia berpikir, mampukah menahan beban air jika kapasitas tandon airnya besar.
Maka bekerjalah dia membuat filter-filter dengan plat beton penjernih air yang dikreasikan dengan teknik bongkar pasang ala tandon air milik tetangganya. Plus, untuk menghemat biaya Aris memanfaatkan limbah-limbah terutama limbah serutan karung plastik untuk alat penyaring. Serutan plastik itu sekaligus sebagai pengganti biobol alias rumah bakteri penjernih air yang harganya relarif mahal. Per satuannya seharga Rp 130.000, padahal untuk per kubik air membutuhkan biobol tak kurang dari 1000 buah.
Selama tahun 2002-2005 Aris berkutat dengan eksperimen kolam terpal dan filter perjernih dari limbah plastik. Minimal dalam setahun ia melakukan ujicoba 2-3 kali percobaan. Dalam satu kali percobaan minimal pula ia harus merogoh kocek Rp 4 juta. Selama hasil percobaan, ternyata ikan koi pertumbuhannya jauh lebih bagus. Ikan menjadi lebih sehat dan warnanya jauh lebih mencorong karena lebih pas dengan suhu kolam terpal. Begitu juga dengan ikan-ikan milik kelompok budidayanya yang diberi nama Mina Kebon Sari.
Di tahun keempat masa percobaan, Aris pun berhasil dengan kolam terpal eksperimennya. Namun ia tak berhenti sampai di situ, kolam-kolam terpal selanjutnya diinovasikan untuk penghematan lahan. Jadi, sekarang, siapa pun bisa memelihara dan berbisnis ikan koi andai ia tidak punya lahan yang cukup di rumahnya. Inovasi Aris akhirnya mendapat sambutan luas di kelompoknya, juga dalam komunitas ikan koi yang lebih besar. “Untuk standar budidaya ikan koi, prasarana yang dibutuhkan minimal mencapai Rp 50 juta. Namun inovasi kolam terpal dan filter knock down ini, biaya bisa ditekan sampai hanya di kisaran Rp 14 juta saja,” beber lulusan STM K Blitar tahun 1989.
Temuan Aris ini juga membuat dirinya makin mapan secara ekonomi. Kalau dahulu hanya mengandalkan ikan koi penghasilannya per bulan rata-rata Rp 2-6 juta, kini dengan menjadi konsultan dari kolam inovasinya dia mampu meraup penghasilan di atas Rp 14 juta dalam sebulan. Penghasilan meningkat ini juga menular kepada anggota kelompoknya, sebab ikan-ikan dari kelompok Mina Kebon Sari bisa dipastikan akan berkualitas sangat bagus.(bapemas.jatimprov.go.id)

Cara Memelihara dan Merawat Ikan Koi

Pemeliharaan koi dilakukan di kolam semen, kolam tanah, kolam taman. Pemeliharaan koi dalam aquarium tidak dianjurkan, Karena ikan tersebut membutuhkan area berenang yang luas dan dalam.

Selain itu, keindahan koi terletak pada punggungnya yang kaya warna, sehingga bila dipelihara dalam aquarium keelokan tubuh dan warnanya itu tidak terekspos secara maksimal.

Ukuran kolam koi yang dianjurkan minimal memiliki luas 1,5x2m dengan kedalaman 80 sampai 150cm. Perlu diperhatikan pula tinggi kolam minimal 25cm dari bibir kolam untuk mencegah koi melompat ke daratan.

Jika kolam telalu dangkal, tubuh koi akan terus-menerus terkena sinar ultraviolet yang dihasilkan oleh sinar matahari. Sinar ini dapat warna tubuhnya menjadi pucat, dan pertumbuhannya pun bisa terhambat.

Menjaga Kualitas Air Filter empat lapis juga perlu dipasang untuk menjaga kebersihan dan kelancaran pasokan air. Filter empat lapis adalah filter yang terdiri dari :

Filter pertama yang terdiri dari kerikil, pasir, dan ijuk yang berfungsi menyaring sampah dan Lumpur yang mengotori kolam.

Filter kedua berupa karbon zeolit yang berfungsi menghilangkan racun, bau tak sedap, dan membunuh bibit penyakit.

Filter ketiga berupa pestisida yang tak mematikan bakteri pengurai yang berperan dalam proses penjernihan air kolam.

Sedangkan filter keempat berupa tanaman atau bebatuan yang dapat mengikat kotoran.

Derajat keasaman (pH) air yang cocok untuk pertumbuhan koi adalah 6,5-8,5. Untuk menjaga sirkulasi air bisa dipasang pompa yang mampu menyalurkan air sebanyak 25 liter per menit. Dengan cara ini, air kolam tak perlu sering dibersihkan, tapi yang perlu dilakukan adalah membersihkan filter dan bak filter.

Caranya, semprot filter dengan air bersih sekitar 5-10 menit lamanya. Bila menggunakan penyaring ini, sebaiknya penggantian air dilakukan dua minggu sekali. Tujuannya untuk membuang zat-zat racun dari sisa-sisa makanan yang terurai menjadi nitrit yang berbahaya bagi kesehatan ikan koi.(apijepara.blogspot.com)

Cara Budidaya Ikan Koi


Ikan Koi termasuk ikan hias eksotis yang semakin banyak penggemarnya. Selain dipelihara sebagai hobi, Ikan koi juga bisa dijadikan lahan bisnis yang menjanjikan. Tentu saja bagi mereka yang benar-benar serius menekuninya.

Selain pesona warna dan lekukannya yang indah, keistimewaan lain dari koi adalah keelokan yang dipertontonkan tatkala menyembul dan melompat ke atas air. Sungguh sebuah pemandangan yang istimewa bagi yang hobi memeliharanya.

Asal Mula Ikan Koi: 
Ikan koi berasal dari ikan mas. Ikan ini adalah ikan nasional Negara Jepang. Di Negara Jepang sendiri,koi diangap sebagai ikan dewa. Di Negara tersebut koi disebut kai yang artinya ikan berwarna. Banyak versi yang berkembang mengenai asal usul koi. Salah satunya berasal dari Persia, lalu dibawa ke Jepang oleh orang Cina melalui daratan Cina dan Korea.

Koi dari Jepang pertama kali di eksport ke San Fransisco, Amerika Serikat (1938). Setelah itu berturut-turut dikirim ke Hawaii (1947), Canada(1949), dan Brazil(1953). Sedangkan masuk ke Indonesia diperkirakan tahun 1981-1982 di bawa oleh Hany Moniaga, hobiis yang tinggal di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Ia kemudian mengembangkan peternakan koi yang diberi nama Leon dan Leonny. Koi pertama itu panjangnya 90-100 cm, berumur 50-75 tahun. Sejak itulah koi populer di Indonesia dan belakangan menjadi buruan hobiis hingga saat ini.

Ikan koi termasuk jenis ikan yang mudah dipelihara. Makanannya tidak selalu harus spesial karena termasuk binatang pemakan tumbuh-tumbuhan dan hewan (omnivira). Pellet merupakan santapan utama. Umur ikan koi bisa bertahan sampai puluhan tahun.(apijepara.blogspot.com)

Rabu, 27 November 2013

Bikin Kolam Koi (4)

MEMBUAT KOLAM IKAN KOI

Kolam sangat mempengaruhi kualitas visual maupun keindahan koi. Keindahan koi merupakan pusat utama dari keseluruhan komposisi. Kolam yang baik dipertimbangkan atas beberapa hal antara lain kedalaman kolam, warna dinding kolam, lokasi kolam dan beberapa hal lainnya.

PEMILIHAN LOKASI
Pilih lokasi yang tepat antara lain tidak berdekatan dengan pepohonan yang memiliki daun gugur, karena akan berpengaruh terhadap intensitas pembersihan kolam. Pemilihan tanaman di sekitar kolam juga harus diperhatikan untuk alasan yang sama. Sebaiknya kolam tidak berada di bawah teritisan, karena akan mempengaruhi keasaman dari sebuah kolam yang akan berpengaruh terhadap kesehatan ikan.

KEDALAMAN
Kedalaman kolam sebaiknya diperhitungkan antara satu hingga dua meter untuk menghasilkan mutu ikan koi yang baik. Kolam yang terlalu dangkal akan nampak indah secara visual karena keindahan punggung koi yang terlihat dengan jelas, namun dapat dapat membuat Koi menjadi sakit karena adanya perbedaan temperatur yang drastis antara siang dan malam hari.
Selain itu kolam yang dangkal akan dapat membuat warna Koi menjadi pudar. Koi yang dibesarkan pada kolam yang dangkal biasanya tidak dapat tumbuh secara maksimal. Sehingga kolam harus dapat mewadahi aktivitas koi untuk berenang secara vertikal. Langsung perhitungkan pada awal pembuatan kolam tentang kedalamannya karena akan menghabiskan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan membuat kolam yang baru

WARNA DINDING
Untuk lebih menampilkan keindahan koi sebaiknya dipergunakan warna gelap atau ditambahkan batuan. Selain itu akan mengurangi kesempatan tumbuhnya lumut, sebab lumut sulit tumbuh di tempat yang berwarna hitam, kalau pun tumbuh maka tidak terlalu tampak. Pengecatan dinding kolam akan menghindari kontak langsung antara semen dengan air kolam, hal ini penting karena semen dapat membuat pH air menjadi tinggi. (dari berbagai sumber/foto:istimewa) - http://www.rudydewanto.com/2011/02/membuat-kolam-ikan-koi.html

Membuat kolam koi (3)

Melanjutkan Pekerjaan Membuat Kolam Koi

Hari minggu kemarin baru sempet lagi ke rumah di Bojongsoang, rencananya mau ngelanjutin pekerjaan membuat kolam koi. Setelah dua minggu sebelumnya ngecor lantai kolam, kemarin dilanjutin dengan pemasangan bata untuk dinding kolamnya. Awalnya saya hanya membeli 200 buah bata saja, seperempat bak pasir pasang, untuk semennya masih ada sisa dari ngecor lantai kolam. Tapi ternyata oh ternyata, 200 bata saja tidak cukup, kurang sekitar 100an bata lagi, pasir seperempat bak lagi dan semen kurang 1 sak.

Sempet tertunda beberapa jam karena nunggu kiriman barang datang, dan benar-benar tertunda karena tak lama setelah barang yang dipesan datang, hujan dengan manisnya ikutan datang juga.

Mau ngga mau ya harus dilanjutin minggu depan. Mungkin rencananya jadi ngelanjutin pemasangan bata dinding kolam, terus membuat partisi untuk filter, dan melester dinding. Itu juga kalau nggak keburu hujan.

Selanjutnya mungkin beberes, ngerapihin lagi taman yang sekarang acak-acakan banget. Mudah-mudahan semuanya bisa selesai sebelum si Jalu (anak saya) ulang tahun yang pertama.(http://www.effendirusdiana.com/2012/03/melanjutkan-pekerjaan-membuat-kolam-koi.html)